Panggil saja saya Adi, 25 tahun, ex pegawai sebuah Bank Swasta.
Saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya yang Subhanallah saya sendiri tidak menyangka akan terjadi kepada saya. Saya lulus dari kuliah tepatnya pada bulan April 2014. Begitu lulus, saya menjadi jobseeker, ya, seperti lulusan kampus pada umumnya, mencari kerja dan mendapatkan pekerjaan yang mapan adalah mimpi semua lulusan – lulusan baru. Semangat menggebu-gebu, kerja dimana saja, yang penting KERJA, DIGAJI, KEREEEN.
Tibalah 4 bulan setelah hari kelulusan, melalui beberapa tahapan rekrutmen, saya diterima kerja! MasyaAllah… Orang tua saya sangat senang, akhirnya perjuangan selama ini membuahkan hasil..
Sedikit cerita, orang tua saya termasuk biasa-biasa saja, keduanya bukan pegawai suatu perusahaan apa lagi pengusaha sukses … perjuangan beliau sangat keras sekali sampai bisa menyekolahkan saya dan kakak saya sampai ke jenjang Sarjana. Berliku-liku jalan sudah kami sekeluarga lalui. Masalah demi masalah, solusi demi solusi.
Kembali ke poin diterima kerja – ALHAMDULILLAH saya sudah kerja dii…. BANK XXX XXXX …. sebagai MT dengan ikatan dinas 5 tahun. Gak saya pikir, langsung saya terima, senang sekali, apalagi gajinya GUEDEEEE (untuk ukuran saya).
Dan Qodarullah, saya termasuk golongan orang yang meng”iya”kan “pacaran” ( semoga Allah mengampuni dosa saya, dan teman-teman semua yang masih pacaran, dan insyaAllah saya akan segera menghalalkannya, doakan

AWAL HIDAYAH MENYAPA
Waktu demi waktu berjalan, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Di dalam masa itu, saya merasakan suatu perasaan yang sangat mengganggu, mungkin fitrah kita sebagai manusia yang akan selalu menentang keburukan dan menerima kebaikan.
Selama saya kerja, tidak pernah saya bisa menabung, setiap saya tabung, pasti terpakai untuk kebutuhan yang benar-benar tidak bisa saya sangka. Hingga tibalah pada Ramadhan tahun 2016, saya mendapatkan hidayah.. Subhanallah, ketika itu saya sudah di Jakarta, menempati kos ber-AC dan Wifi dengan teman saya.
Selepas Ramadhan, tepatnya Bulan Agustus, saya diangkat menjadi pegawai tetap. Namun, semakin lama, tekad saya malah justru semakin kuat. TAUHID, itu lah kunci tekad saya. Bergantung hanya kepada Allah Azza Wa Jalla, Allah Maha Kaya, Rozzaq (Pemberi Rezeki yang tidak pernah berhenti).
Allah bahkan mengirim SATU ORANG yang begitu istiqomah belajar agama dan mendorong saya untuk keluar dari Bank RIBA. Teman saya itu beda kantor namun dalam satu gedung, saya tidak pernah kenal dan tau. Dan ternyata dia juga baru pindah belum ada sebulan semenjak saya sadar Riba! MasyaAllah, ini bukan kebetulan, tetapi sudah ditakdirkan oleh Allah.
RESIGN DARI BANK
Singkat cerita, keinginan saya sepertinya tidak bisa dibantu oleh Direktur saya tersebut, dan akhirnya saya sampaikan kepada Kepala Bagian saya, Kepada Kepala Divisi saya dan terakhir kepada Kepala Divisi SDM. Kecuali kepala bagian saya, selainnya tidak sepakat dengan alasan saya keluar, dengan dalih kerja di Bank Haram itu masih “diperdebatkan”. La Haw la Wala Quwwata Illa Billah…
Semoga Allah memberi hidayah kepada beliau-beliau. Namun, tetap saya ajukan surat tersebut. Hari demi hari saya tunggu tidak ada jawaban dari manajemen atas keinginan saya tersebut. Selama menunggu itu pula, kabar saya ingin resign karena alasan riba sudah menyebar di seluruh bagian di Gedung Bank tempat saya bekerja. Saya yang terlihat tampak lebih rajin beribadah, dan saya mulai memanjangkan jenggot, dan sebagainya, menjadi bahan olok-olok teman satu kantor saya. Bahkan saya sampai dikatain jangan-jangan ikut ISIS lo ya! ….
Bahkan, lebih parah lagi, setiap saya mengobrol dengan teman saya, saya dikira sedang memanas-manasi teman yang lain untuk keluar dari Bank, karena Riba, seolah-olah setiap saya ngobrol dengan orang lain, bahasan saya hanya seputar RIBA, Semoga segera disadarkan yang telah berbuat seperti itu. Padahal saya justru dengan lebih banyak belajar agama, saya lebih banyak senyum ke banyak orang, berusaha sabar ke semua orang, berusaha menjadi lebih baik, tapi semua itu sudah tertutup dengan image lain yang mereka buat sendiri. Seolah-olah saya adalah ancaman.
IJAZAH DITAHAN DIKENAI DENDA PULA
Saya keluar dari Bank, tanpa punya tabungan, entah saya juga heran kemana uang yang begitu banyak itu selama ini. Mungkin ini cara Allah menghilangkan keberkahan dari sebuah rezeki yang diperoleh dengan cara Bathil.
HIKMAH DIBALIK KEJADIAN INI
Saya diberitahu oleh Allah apa itu Riba melalui ujian yang berat. Namun saya berfikir lebih baik saya diuji di dunia ini daripada saya di azab di Akhirat kelak!
Saya pernah memohon kepada Allah, untuk diberi petunjuk agar saya dapat belajar islam secara lebih mendalam, karena waktu itu saya termasuk orang yang berfikir yang penting hidup itu sholat, puasa, ngaji jarang2 aja gak apa2. Setelah bertahun-tahun bahkan berbelas-belas tahun, doa saya dikabulkan. Tidak pernah saya lebih semangat daripada saat saya mendatangi majelis ketika saya berada dalam ujian yang berat. Dan Alhamdulillah saya diberi pandangan ilmu ibadah sunnah dan riba yang sangat banyak.
Saya mohon juga kepada Allah untuk diganti teman-teman (kenalan) yang lebih banyak dan satu misi dengan saya mengenai Riba dan Semangat belajar Ilmu Agama dengan saya. Alhamdulillah saya ditunjukkan tanpa sengaja (takdir Allah), bergabung dengan komunitas yang bergerak di dakwah anti riba, bisnis anti riba, teman-teman ex bankir yang sudah tobat Riba. Dan saya masuk di dalam beberapa Group belajar Tauhid maupun Group sharing ilmu agama yang sangat bermanfaat untuk saya.
Alhamdulillah selama saya menjalani masa-masa menjelang keluar, ada beberapa teman yang juga ingin keluar dengan alasan yang sama dengan saya. Dan Alhamdulillah beberapa diantara nya sekarang sudah keluar.
Alhamdulillah, sekarang saya sudah diberi nikmat rezeki yang lebih menenangkan jiwa, sedikit tapi berkah lebih baik. Ada juga Rezeki iman, rezeki harta, rezeki kehidupan, dan masih banyak lagi.
Semoga sedikit cerita saya mampu memotivasi teman-teman yang lainnya. Dan doakan semoga saya tetap istiqomah menjalani kehidupan ini dengan iman dan rezeki yang halal serta berkah.
Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.
Note : Saya kena denda 100 juta dan kemarin sudah dikurangi dengan hak yang sebenarnya saya harus dapat, jadi masih 98 juta. Ijazah tetap tidak bisa kembali.
===============================================
Tulisan dari seorang ex bankir dengan sedikit editing tanpa mengubah makna asli kisah nyata ini. Sekarang beliau sudah diterima kerja di sebuah Perusahaan di Semarang setelah 4 bulan resign dari Bank.
0 komentar