Terkadang kita sering menjadi malaikat atas hidup orang lain. Sukanya nyatetin apa yang dilakukan orang lain. Tapi lupa, sejatinya diri kita ini tidak lebih baik dari orang lain. Jika ingin menasehati, maka berkatalah yang baik baik.
Saya, anda, pasti punya aib. Dan Allah sedang menutupi aib aib kita semua. Toh kalaupun ada orang yg gag suka, berarti aib kita sedang dinampakkan sedikit ke dia.
Tetaplah bersyukur. Berterimakasih sama Allah, karena hanya sebagian kecil yg ditampakkan. Coba kalau orang lain tau semua aib kita seperti apa, pasti banyak yg gag akan berteman dengan kita.
Gag perlu galau kalau lagi ada yang nyinyir dengan hidup kita
. Ya kita memang penuh dosa kok. Hehe...

Semoga dengan kita sabar terhadap celaan, maka dosa dosa kita akan berkurang.
Tak perlu membalas apapun. Balasan terbaik adalah diam
.

Ketika ada yg mencela saya, ya wajar, saya ini memang belum baik. Nyadar diri....
Makanya saya dan suami suka berteman dgn orang2 sholeh, biar kami bisa ketularan sholehnya.
Saya teringat ceramah Aa Gym tentang penjual mangga. Coba baca ya, InshaAllah bisa memberikan kita hikmah yg sangat besar.
Alkisah seorang ibu mendatangi penjual mangga,
Ibu : Mangganya berapa pak?
Penjual : Rp 15.000 itu kan ada tulisannya dibaca dong! ( jawabnya ketus sambil menunjuk ke kertas yg bertuliskan Rp 15.000)
Ibu : Bapak kok gitu sih, saya kan cuma nanya ( mulai kesal)
Penjual : Ibu mau beli ato cuma mau nanya?! ( tambah ketus dan judes)
Ibu : Tadinya sih mau beli, tapi gag jadi. Sama pembeli kok judes gitu, pembeli kan raja ( sambil marah dan terus pergi)
Kemudian si ibu masuk ke mobil dengan muka kesal. Saking kesalnya pintu ditutup dengan sangat keras hingga anaknya yang tertidur bangun. Bahkan suaminya yg tidak tau apa apa ikut merasakan dampak kemarahannya.
Masih tetap di mobil, si ibu ini melihat ibu lain, sebut saja ibu A turun dari mobil dan menghampiri penjual mangga yg tadi.
Ibu A : Mangganya berapa pak?
Penjual : Rp 15.000 itu kan ada tulisannya, kenapa sih orang2 tanya terus kan udah di kasih tulisan! ( kesal dan ketus)
Ibu A : Oh maaf, tadi saya tidak melihatnya ( sambil tersenyum)
Ibu A : Saya beli mangganya 1 kg ya pak.
Penjual : Cuma sekilo? Ibu kan kelihatannya orang kaya, turun dari mobil mewah, masa belinya cuma sekilo? (dengan nada menyindir)
Ibu A : Oh iya pak untuk saat ini saya perlunya cuma segitu, mungkin lain kali saya beli yang lebih banyak lagi ya pak (sambil tetap tersenyum dan ramah)
Kemudian ibu A memberikan uang Rp 20.000 kepada penjual mangga tersebut
Ibu A : Ini uangnya pak...
Penjual : Mangganya kan Rp 15.000, uang kembaliannya yg Rp 5.000 ibu sedekahkan saja sama saya ya... ibu kan orang kaya !
Ibu A : Oh iya gag apa2 silahkan pak ( sambil tetap tersenyum)
Dari kejauhan ibu pembeli yang pertama memperhatikan semuanya, kemudian dia menghampiri ibu pembeli yg ke 2.
Ibu : Ibu kok mau sih beli mangga di tempat tadi, terus sikap ibu ramah sekali, padahal penjualnya kan judes banget, saya aja gag jadi beli, males belinya juga.
Ibu A : (tersenyum) itu juga yang saya lakukan 10 tahun yang lalu, tetapi setelah saya mengikuti majelis2 ilmu dan banyak belajar, saya jadi tahu bahwa perilaku kita itu kita sendiri yang ngatur, jangan mau di atur oleh perilaku orang lain.
Dia baik kepada kita, kita harus lebih baik kepadanya. Dia buruk kepda kita, kita harus tetap baik kepadanya, jangan di balas dengan hal yang sama, apalagi sampai memutuskan silaturahmi.
Janganlah kita putuskan tali silaturahmi karena sebuah kesalahan, tapi maafkanlah kesalahan untuk menyambungkan silaturahmi.
Hikmahnya apa?
Perilaku kita jangan tergantung oleh perilaku orang lain kepada kita. Perilaku kita adalah yang sesuai dengan tuntunan Rasululloh SAW.
Kalau keburukan di balas dengan keburukan, lalu apa bedanya kita dengan dia, dimana letak bedanya derajat kita di banding dia, sama saja gag ada bedanya kalau begitu.
Bersikaplah sebagai seorang yg berilmu yang tahu caranya berperilaku baik kepada semua makhluk.
"Niscaya Alloh akan meninggikan orang2 yg beriman diantaramu dan orang2 yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" ( Q.S. Mujadillah : 11)
Semoga kita semua menjadi orang yg senantiasa mau belajar dan mencari ilmu serta terus memperbaiki diri, sehingga kita akan memiliki derajat yg tinggi di hadapan Alloh Swt. Aamiin
0 komentar